Jumat, 09 Januari 2015

8 Desember 2014 [Part 1]

8 Desember 2014,

Hari di mana tuhan memberikan aku sebuah kemampuan untuk menjadi seorang stalker :D.

Akibat dari percakapan suami kemarin yang minta ijin ke Bandung untuk menemui sang editor, Agya, membawa dampak buruk buatku di kantor. Sejak pagi begitu duduk di kursi, aku sangat enggak nyaman dengan perasaan ini. Tapi percayalah, saat istri merasa enggak nyaman dengan sikap suami, kamu pasti akan menemukan hal yang luar biasa.

Jujur aku sangat curiga dengan suamiku. Aku merasa dia punya hubungan dengan Agya. Kalau enggak, kenapa sampai segitu pentingnya dia mau ke Bandung tanpa mengajak aku.

Pagi itupun aku memulai dengan membuka twitterku. Ya, akupun melihat cuitan suamiku dengan Agya (dan beberapa temannya) mendominasi timelineku pagi itu. Aku pun mampir ke twitter Agya. Ku pandangi sebuah profile picture seorang wanita berhijab, kulitnya putih, tampak terpelajar. Aku buka media-nya yang berisi banyak foto selfienya. ":Cantik" gumamku. Aku membaca beberapa cuitannya dengan teman-temannya. Mm.. Tampaknya Agya seorang yang banyak waktu luangnya, sehingga hampir setiap menit ia bisa berkomunikasi dengan followernya.

Sekitar 1 jam aku bolak balik mengintip ke akun twitter @Agyasaziya_R dan @Yandhirama. Aku memang enggak menemukan apa-apa. Tapi entah hati ini seakan menekan dan mendorongku untuk melihat lebih dalam lagi.

Akhirnya aku memutuskan untuk membuka twitter suami. Sejujurnya aku tau semua akun sosial media suamiku. Namun, aku bukanlah perempuan kepo yang selalu ingin tahu kegiatan suamiku. Aku bahkan hampir enggak pernah mengecek HP miliknya, karena aku percaya dia enggak akan melakukan hal yang buruk.

Setelah aku login, pertama yang aku lihat adalah mention-mention yang masuk. Semua masih biasa saja menurutku. Lalu aku mulai memasuki direct message-nya. Di sanalah aku menemui percakapan suamiku dengan Agya. Aku baca dengan teliti, aku merasa jijik. Karena perempuan ini sangat lantang berbicara mengenai sex dengan suami.

Rasa kesal berkecamuk di dada. Langsung aku screenshoot percakapan itu, yang rencananya aku akan labrak suamiku segera. Aku merasa di tipu, apakah ini project buku yang sedang ia buat, atau hanya kamuflase untuk pdkt?



Itu hanya sebagian kecil dari apa yang bisa aku screen shoot. Aslinya lebih banyak lagi percakapannya.

Rasanya saking marahnya ini tangan sampai gemetar mirip orang yang belum makan seminggu. Kepala sampai pusing nahan emosi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar