Kamis, 01 Januari 2015

Aku


Aku hanyalah seorang perempuan yang sudah menginjakan umur pada usia 30. Seorang istri dari pria yang telah menikahi ku 4 tahun silam dan ibu dari seorang anak laki-laki yang saat itu berusia 3 tahun.

Kehidupan rumah tanggaku bisa dibilang biasa-biasa saja. Kegiatanku sehari-hari hanya berkutat di rumah dan di kantor. Ya, selain ibu rumah tangga aku bekerja di salah satu media cetak di Jakarta. Kalaupun ada kegiatan di luar, paling hanya me time atau event dari tempat kerjaan. Ngurus rumah-ngurus anak-berkutat di jalan-dan kerjaan setiap hari hanya itu yang aku lakukan.

Aku memang terbiasa melakukan semua sendiri, kalaupun suami membantu anggaplah itu sebuah rejeki. Tapi terkadang suami harus tugas ke luar kota yang menuntutku harus mandiri.

Bukan baru sekali pak suami bekerja keluar kota. Sejak aku dan pak suami pacaran dulu, aku sudah sering ditinggal untuk bertugas hingga berbulan-bulan. Menghabiskan waktu tanpa dirinya pun terasa biasa. Yang penting adalah kepercayaan. Toh, selama ini kami menjalaninya dengan baik.

Hanya saja, menjalani LDR saat sudah bekeluarga tidak lagi sehat apalagi ketika sikecil sudah mulai mengerti dan menanyakan kenapa ayah pulangnya lama. Apalagi ketika ada penyusup yang mengambil celah dari jarak yang membentang ini.

Mencoba tegar, mencoba melupakan hingga kini yang saya lakukan. Sakitnya bukan kepalang. Luka yang mungkin tidak pernah bisa saya lupakan. Setiap hari berpikir kenapa mereka begitu tega bermain di belakang saya. Saya yang begitu mempercayai suami saya, merasa sangat dibodohi.Mungkin hingga tutup usiaku, akupun akan tetap membawa luka ini bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar